Mengomentari berbagai topik dengan sekelumit pengetahuan dan rasa sok tau yang tinggi.
by Ignatius Sandra Setyabudi
Mengapa kamu bisa sayang sama dia? Memang sayang butuh alasan ya?.
Kalimat itu merupakan kutipan dari sebuah film Cinta Brontosaurus. Terdengar romantis namun juga membingungkan saat mencintai seseorang yang berbeda keyakinan dengan kita. Beda kayakinan dalam hal ini bukan yakin kalau aku ganteng namun kamu ga yakin, namun beda beda keyakinan disini yaitu beda agama.
Pernah mengalami pacaran dengan yang beda kepercayaan?
Gejolak cinta didalam dada terkadang tak mampu ditahan hingga akhirnya rasa cinta itu diucapkan walau terkesan memaksakan keadaan. Namun saat menjalaninya apakah bahagia? Jawabnya tentu saja bahagia dimana kedua nya terlihat saling tolerensi. Saling mengingatkan waktu ibadah walau tempat ibadahnya berbeda, Berdoa dengan caranya masing-masing saat makan bersama.
Hal yang sedikit menggangu biasanya lebih banyak dari lingkungan, seperti teman dan keluarga. Biasanya tak henti-henti nya kalimat nyir-nyiran muncul setiap saat. “Kok lu mau sama dia si, dia kan beda sama lu? ” Kalimat tanya yang singkat namun mengesalkan bahkan bisa membuat menangis karena tidak tau harus menjawab apa.
Kebahagian pacaran lintas kepercayaan akan direnggut saat pasangan sudah memikirkan bagaimana kedepannya. Rasa bimbang akan muncul apakah aku aku mengikutinya atau dia yang mengikuti ku, memilih untuk keduanya pindah kayakinan atau mengakhiri semua hubungan ini.
Mengingat di Indonesia mewajibkan setiap warga negara nya untuk memiliki agama. Maka sebelum memutusan pacaran lintas kepercayaan pastikan dulu ya bagaimana kedepannya bakal sampai mana hubungan apakah sekedar pacaran atau untuk hubungan yang lebih lanjut.